Surat Cinta yang Paling Romantis
Suara
merdu bocah bernama Muhammad Al Barok mengalun merdu dari fitur pemutar musik
ponselku pagi itu. Bocah itu membacakan surat Ar-Rahman, Yang Maha Pemurah.
Suaranya memenuhi seluruh ruang yang ada di kostku. Ya, seluruhnya, tak hanya
kamar sempit sepetak yang kutinggali, namun sampai ke dalam batok kepalaku dan
relung sukmaku yang gelap.
Ada
beberapa ayat yang menyita perhatianku karena isak dan senggukannya. Kubuka
aplikasi Qur’an digital di ponselku untuk membaca arti dari ayat-ayat yang
dibacanya hingga sedemikian emosi. Tak ayal jika si pelantun menangis, karena
ayat-ayat itu berarti kasih dan rahmat Alloh Ta’ala yang begitu luas. Aku
menangis kala indra runguku mendengar isaknya dan netraku membaca maksud kalam
Rabbul ‘Izzati dalam surah cintaNya. Aku menangis sejadi-jadinya karena suara
bocah ini, karena surat CintaNya, karena Kasih dan SayangNya.
Kemudian
aku teringat pada hari di mana murottal
ini bisa berada di ponselku. Fred memberikannya padaku setelah aku menanyainya
apakah ia suka mendengarkan murottal
dan siapa qori’ yang ia sukai
suaranya. Fred menceritakan tentang rekaman Muhammad Al Barok yang membaca
surat Ar-Rahman.
Aku
mendengarkan ceritanya dan sesekali menimpali. Hingga ia membacakan ayat yang membuatnya
merinding. Aku mengikuti bacaannya.
“Abis
baca ayat itu, dia sampe nangis. Beuuh merinding
cuy dengernya,” katanya sambil
bergidik. “Artinya itu inilah neraka
Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa,” tambahnya.
“Ayat
kullu man ‘alaihaa faan diulang tiga
kali coba. Semua yang ada di bumi akan
binasa.” Ia kembali menjelaskan.
Aku
terkesima. Ya, rupanya ia hafal beberapa ayat di surat Ar-Rahman beserta
artinya. Atau mungkin memang dia hafal surat itu. Entahlah. Yang jelas pada
hari itu aku dan dia membaca tiga ayat dari surat Ar-Rahman bersama.
Sejujurnya
aku malu, ya aku malu pada Fred. Aku ingat beberapa bulan lalu ia bertanya
padaku apakah aku sedang menghafal surat Ar-Rahman, dan kujawab iya. Namun
hingga saat ini aku belum juga hafal surat cinta paling romantis dariNya. Dan
mungkin hari ini Fred sudah hafal surat itu bahkan beserta artinya. Subhanallah, Maha Suci Alloh yang
mustahil salah.
Di
hari itu juga ia bercerita,
“Gua
pernah nangis pas shalat itu cuma sekali.”
Aku
tersenyum mendengarnya.
“Serius,”
katanya, seolah meyakinkan diriku yang ia pikir tak percaya. Ya, sejujurnya aku
sedikit terkejut. Aku masih tersenyum, pun dengan dia.
“Gua
nangis pas shalat Jum’at di SMA dulu. Itu imamnya yang baca al-Qur’an bikin
merinding. Merdu banget suaranya.”
Aku
masih menjaga senyumku. Aku tersenyum bukan meragukan keabsahan pengakuannya,
aku tersenyum karena pengakuan diriku sendiri dalam bathinku. Dalam hati aku
berkata bahwa aku juga pernah merasakan hal yang sama, menangis kala shalat berjamaah
karena bacaan sang Imam, dan imam shalat kami kala itu adalah dia, Fred
temanku. Aku terkesima karena bacaan Al-Fatihah yang dibacanya di raka’at
pertama shalat Isya’. Langgamnya tidak seperti para qori’, namun mampu membawaku pada rasa khusyuk dan mampu mengingat
arti dari tiap kata dalam induk surat itu. Aku shalat dengan menahan tangis,
namun air mata luber juga hingga ke sajadah.
Entah
kenapa aku merasa surat CintaNya yang paling romantis jua yang menyatukan kami
dalam persahabatan dan muhasabah. Ar-Rahman berarti Yang Maha Pemurah, dan
induk al-Qur’an surat Al Fatihah. Aku berharap pemersatuan ini tak hanya
sekedar untuk muhasabah bersama atau hubungan persahabatan biasa, namun juga
pemersatuan di jalan juang menegakkan ketauhidan dan kebermanfaatan untuk
ummat
Satu
lagi harapan terpendamku mengenai Surat CintaNya yang paling romantis. Aku
ingin dibersatukan dengan dia yang tertulis namanya di Lauh Mahfudz sebagai
imam dan pondok hidupku, yang dengannya aku belajar untuk mencintaiNya dengan sempurna,
dalam dialog panjang di waktu yang khusyuk, dalam tangis rindu bertemu
denganNya. Aku ingin membaca surat-surat CintaNya dengan penuh cinta.
Sungguh
tiada bacaan yang mesra nan romantis melainkan surat CintaNya yang suci
Tiada lagu
yang lebih merdu selain lantunan tiap kata dari surat CintaNya
Tiada hal
yang lebih indah untuk dihafal melainkan tiap huruf–huruf yang menjadi KalamNya
Dan tiada
hal yang lebih nikmat dipahami selain sari kata dari Surat CintaNya yang tiada
banding keindahannya
Ruang Qalbu, 4 Rabiul
1435 H
15:37
Ditulis dengan hati gemuruh menahan rindu dan tangis
bahagia
teruslah berkarya nak,,,
BalasHapus