Cermin Untuk Diri Sendiri
Backsound: Totalitas Perjuangan
Masih terngiang di telinga saya, derap semangat para Mahasiswa Baru
menyanyikan yel-yel jurusan mereka, yang menurut mereka terbaik, ditampilkan di
depan jurusan-jurusan lain dalam naungan Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ.
Terlebih, sepenggal bait dari sederet yel-yel milik Mahasiswa Baru jurusan
Manajemen Pendidikan, bukan bermaksud primordial, tapi memang itu menggugah isi
dari batok kepala saya untuk berpikir. Begini bunyinya:
“Mahasiswa agen perubahan/Jadilah pemimpin masa depan/Jangan
mengeluh//Kita mahasiswa!//”
Tiap kali terjaga dari buai mimpi, dengan mata yang masih
terkantuk-kantuk, saya sering menampar diri saya dengan bait yel-yel itu.
Kemudian saya bertanya. “Perubahan seperti apa yang telah dilakukan mahasiswa
masa kini?”, “Adakah pemimpin-pemimpin sekarang adalah mahasiswa yang
menganggap dirinya dahulu sebagai calon pemimpin masa depan karena ia berperan
sebagai agent of change sebagai mahasiswa ketika masanya?”, dan
“Seberapa banyak mahasiswa yang sering bersyukur karena telah menjadi
sebenar-benarnya mahasiswa? Yang tidak hanya duduk di kelas dan mendengar
kuliah dari bapak dan ibu dosen kemudian pulang begitu saja ketika jam kuliah
berakhir.”
Saya sendiri langsung bercermin atas pertanyaan-pertanyaan yang
saya ajukan itu. Sejatinya, mahasiswa adalah agent of change, social
control, iron stock, dan moral force, itulah yang pertama
kali saya dengar di kuliah pertama saya dua semester lalu. Sementara Tri Dharma
Universitas yaitu pengabdian masyarakat, penelitian dan pengembangan, dan
pendidikan atau pengajaran.
Saya merasa tersentil juga atas pertanyaan teman saya, dia bertanya
kenapa presiden tidak ada yang muda, ya? Maksudnya yang fresh graduate, atau
paling tidak yang baru lulus 2-3 tahun, trus menjabat jadi pemimpin bahkan
presiden, kan ilmunya masih fresh tuh buat diimplementasikan. Kemudian saya
menjawab dengan santai karena tidak tahu, mungkin yang dicari pengalaman.
Ngurus negara ‘kan ga segampang ngurus makan buat badan sendiri.
Nah, sekarang saya ikut-ikutan memiliki pertanyaan serupa dengan
teman saya itu. Dan menurut teori saya, mahasiswa yang sedari pertama lahir
sebagai mahasiswa sudah berperan sebagaimana peran mahasiswa seutuhnya, yang
tidak hanya bekerja keras demi Indeks Prestasi sempurnya, tapi juga mengamalkan
Tri Dharma Universitas dan 4 perannya itu, kenapa tidak mahasiswa yang menjadi
pemimpin? Bahkan memimpin negara? Pengalamannya pasti sudah banyak juga sedari
menjadi mahasiswa baru hingga bergelar Doktor misalnya? Apalagi kekritisan
mahasiswa yang tidak bisa dianggap remeh jika menyangkut soal rakyat dan
negara.
Jadi, kenapa tidak juga saya memulai dari diri saya untuk berperan
sebagai mahasiswa dan mengamalkan Tri Dharma Universitas karena saya lahir
sebagai mahasiswa. Kemudian teman-teman mahasiswa di negeri timur ini juga
melakukan hal yang juga lebih spektakuler dibanding hanya duduk dan mendengar
isu-isu. Bukankah mahasiswa adalah pemimpin masa depan? Generasi emas? Well,
memang harus diawali dari diri sendiri untuk berjiwa nasionalis dan sadar akan
peran sebagai pemuda dan mahasiswa.
Ruang
Kalbu, 07-09-2013
INF
0 komentar:
Posting Komentar