Senin, 09 September 2013

Cermin Untuk Diri Sendiri

Cermin Untuk Diri Sendiri


Backsound: Totalitas Perjuangan



Masih terngiang di telinga saya, derap semangat para Mahasiswa Baru menyanyikan yel-yel jurusan mereka, yang menurut mereka terbaik, ditampilkan di depan jurusan-jurusan lain dalam naungan Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ. Terlebih, sepenggal bait dari sederet yel-yel milik Mahasiswa Baru jurusan Manajemen Pendidikan, bukan bermaksud primordial, tapi memang itu menggugah isi dari batok kepala saya untuk berpikir. Begini bunyinya:


“Mahasiswa agen perubahan/Jadilah pemimpin masa depan/Jangan mengeluh//Kita mahasiswa!//”



Tiap kali terjaga dari buai mimpi, dengan mata yang masih terkantuk-kantuk, saya sering menampar diri saya dengan bait yel-yel itu. Kemudian saya bertanya. “Perubahan seperti apa yang telah dilakukan mahasiswa masa kini?”, “Adakah pemimpin-pemimpin sekarang adalah mahasiswa yang menganggap dirinya dahulu sebagai calon pemimpin masa depan karena ia berperan sebagai agent of change sebagai mahasiswa ketika masanya?”, dan “Seberapa banyak mahasiswa yang sering bersyukur karena telah menjadi sebenar-benarnya mahasiswa? Yang tidak hanya duduk di kelas dan mendengar kuliah dari bapak dan ibu dosen kemudian pulang begitu saja ketika jam kuliah berakhir.”



Saya sendiri langsung bercermin atas pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan itu. Sejatinya, mahasiswa adalah agent of change, social control, iron stock, dan moral force, itulah yang pertama kali saya dengar di kuliah pertama saya dua semester lalu. Sementara Tri Dharma Universitas yaitu pengabdian masyarakat, penelitian dan pengembangan, dan pendidikan atau pengajaran.



Saya merasa tersentil juga atas pertanyaan teman saya, dia bertanya kenapa presiden tidak ada yang muda, ya? Maksudnya yang fresh graduate, atau paling tidak yang baru lulus 2-3 tahun, trus menjabat jadi pemimpin bahkan presiden, kan ilmunya masih fresh tuh buat diimplementasikan. Kemudian saya menjawab dengan santai karena tidak tahu, mungkin yang dicari pengalaman. Ngurus negara ‘kan ga segampang ngurus makan buat badan sendiri.



Nah, sekarang saya ikut-ikutan memiliki pertanyaan serupa dengan teman saya itu. Dan menurut teori saya, mahasiswa yang sedari pertama lahir sebagai mahasiswa sudah berperan sebagaimana peran mahasiswa seutuhnya, yang tidak hanya bekerja keras demi Indeks Prestasi sempurnya, tapi juga mengamalkan Tri Dharma Universitas dan 4 perannya itu, kenapa tidak mahasiswa yang menjadi pemimpin? Bahkan memimpin negara? Pengalamannya pasti sudah banyak juga sedari menjadi mahasiswa baru hingga bergelar Doktor misalnya? Apalagi kekritisan mahasiswa yang tidak bisa dianggap remeh jika menyangkut soal rakyat dan negara.



Jadi, kenapa tidak juga saya memulai dari diri saya untuk berperan sebagai mahasiswa dan mengamalkan Tri Dharma Universitas karena saya lahir sebagai mahasiswa. Kemudian teman-teman mahasiswa di negeri timur ini juga melakukan hal yang juga lebih spektakuler dibanding hanya duduk dan mendengar isu-isu. Bukankah mahasiswa adalah pemimpin masa depan? Generasi emas? Well, memang harus diawali dari diri sendiri untuk berjiwa nasionalis dan sadar akan peran sebagai pemuda dan mahasiswa.




Ruang Kalbu, 07-09-2013
INF

0 komentar:

Posting Komentar